Menggali Lebih Dalam Tentang Inflasi
Inflasi, yang sering didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara bertahap, memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian suatu negara.
Fenomena ini memang terjadi secara alami dalam sistem ekonomi dan dapat dipicu oleh berbagai faktor.
Namun, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab dan dampaknya untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkannya.
Sedang terjadi di indonesia saat menjelang hari raya keagamaan di Indonesia harga bahan pangan dan papan akan meningkat bahkan dua kali lipat dari sebelumnya. Setiap hari spesial keagaaman di Indonesia akan datang maka saat itu juga harga sembako dan kebutuhan lainya di berbagai pasar Indonesia dari sabang sampai merauke akan meningkat drastis terutama bahan pangan. Hal itu terjadi bukan merupakan kemauan dari para pedagang untuk mencari keuntungan semata, hal itu terjadi sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.
Semakin tinggi permintan atas suatu barang, maka akan tinggi pula harga (penawaran) barang tersebut. Permintaan dan penawaran saling berkaitan, jika permintaan barang sedikit maka penawaran atau harga barang akan semakin murah. Jika permintaan barang banyak maka akan semakain mahal harga barang tersebut.
Sebagai contoh event keagamaan di agama islam yaitu puasa ramadhan selama 30 hari, terhitung sejak hari pertama sebelum puasa atau semingu sebelumnya mulai dari beras, bumbu bumbu dapur seperti bawang merah dan bawang putih serta daging dagingan harganya perlahan akan naik dari biasanya.
Hal ini terjadi karena masyarakat indonesia di dominasi oleh umat muslim. Dimana setiap terjadi acara keagaaman umat muslim maka mereka akan menjadi bersifat "konsumtif" dengan membeli barang secara banyak untuk di stok atau disimpan yang akan mengakibatkan beberapa barang menjadi langka dan bahan pangan menjadi naik.
Selain karna terjadi nya inflasi harga barang barang dan sembako di pasar biasanya terjadi musiman, apapun yang terjadi kita sebagai konsumen dan warga negara yang baik harus bisa mencegah hal tersebut agar harga barang di pasar tetap stabil dengan cara berbelanja seperlunya dan tidak menimbun barang apapun, jika terjadi suatu keadaan darurat pada negara, maka tugas kita hanya mengikuti kebijakan dari negara saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Kerajaan Negeri Selangor melalui agensi kerajaan dan Pertubuhan Bukan Kerajaan (NGO) cuba untuk menangani isu kenaikan harga dengan kaedah seperti berikut:
i) KPDNHEP Selangor konsisten menjaga kepentingan pengguna dan hal ehwal perdagangan domestik di Selangor, sentiasa melaksanakan pendekatan berimbang untuk memastikan komuniti pengguna Selangor tidak ditindas peniaga dan dalam masa yang sama membentuk suasana ekonomi domestik yang kondusif menerusi urus niaga perniagaan yang berhemah dan bertanggungjawab. Agenda ini tidak mudah dalam situasi negara dan dunia terkesan dengan cabaran pandemik COVID-19 yang menjadi antara faktor utama mempengaruhi punca berlakunya peningkatan kos bahan makanan di seluruh dunia;
ii) Kerajaan secara berterusan akan mengadakan sesi libat urus bersama pihak industri dan Kementerian Pertanian dan Industri Makanan sebagai salah satu usaha menghasilkan suasana pasaran harga yang seimbang kepada pengguna dan tidak mengabaikan peniaga menerusi inisiatif / program jualan yang beri manfaat kepada pengguna Selangor;
iii) Penguatkuasaan kawalan harga secara bertempoh telah dilaksanakan untuk kebajikan pengguna Selangor agar tidak terlalu terbeban dengan situasi harga pasaran menerusi Skim Harga Maksimum Musim Perayaan (SHMMP), Skim Harga Maksimum Keluarga Malaysia (SHMKM) dan Penentuan Harga Maksimum Ayam Dan Telur Ayam yang dikuatkuasakan sehingga 5 Jun 2022.
iv) Penguatkuasaan kawalan harga sepanjang masa terhadap barangan kawalan seperti gula, LPG (gas memasak), pelitup muka, minyak masak paket, minyak masak botol (minyak masak tulen sahaja, bukan jenis sebatian/ campuran), kit ujian pantas covid19.
v) Kerajaan Negeri Selangor juga giat mengadakan program/kempen seperti Program Keluarga Cakna Pengguna yang memberi kesedaran dan pendidikan kepada masyarakat berkaitan pengurusan kewangan yang efektif dalam melakukan urusan urusniaga.
Tidak dapat disangkal, inisiatif prihatin rakyat yang dilaksanakan di Selangor ini menghasilkan impak positif dalam membantu meringankan kos sara hidup rakyat mendapatkan barangan asas pada harga hingga 30 peratus lebih rendah dari pasaran. Inisiatif ini akan terus dinilai keperluan pelaksanaannya dari semasa ke semasa demi melindungi komuniti pengguna dalam cabaran ini.
Walau bagaimanapun, situasi pergerakan harga yang agresif memang akan memberi cabaran kepada kos sara hidup pengguna Selangor. Oleh yang demikian, intervensi secara bertempoh dan jangka panjang dilaksanakan oleh KPDNHEP Selangor umumnya.
Pernah nggak sih kamu merasa "Kok semakin lama, harga barang semakin naik ya ?". Dulu, harga siomay di pinggir jalan bisa hanya Rp 2.000/porsi atau bahkan lebih murah, tetapi di tahun 2022 ini bisa mencapai Rp 10.000 - Rp 15.000/porsi. Faktanya, harga barang dan jasa semakin lama memang akan terus meningkat. Sebenarnya apa sih yang terjadi? kenapa harga terus naik dan kenapa harga tidak terus sama nominalnya seperti dulu? Yuk simak pembahasannya!
Dalam ekonomi, fenomena ini dinamakan "Inflasi", yaitu fenomena kenaikan barang & jasa secara gradual atau bertahap secara terus menerus. Kalau hanya dilihat dari kacamata kenaikan harga, pertanyaan yang mungkin muncul dipikiran kita adalah, kok bisa ya harga barang barang bisa naik secara bersamaan? Jawabannya adalah, fenomena ekonomi ini terjadi secara natural karena ada perubahan di beberapa komponen dalam perputaran roda ekonomi.
Selain berkaitan dengan kenaikan harga, inflasi juga diartikan sebagai penurunan nilai uang yang kita punya. Misal, barang atau jasa yang bisa kita beli dengan uang Rp 50.000 di tahun 2005 itu tidak sama dengan apa yang bisa kita dapat di tahun 2022.
Inflasi biasanya juga diimbangi dengan upah atau gaji karyawan yang naik setiap tahunnya. Tidak sedikit orang yang salah mengartikan bahwa naiknya harga barang setiap tahun adalah cermin dari ekonomi yang buruk, padahal sebetulnya tidak seperti itu.
Dalam konteks inflasi, Indonesia tidak sendiri dalam menghadapi inflasi, tetapi negara-negara lain juga mengalami inflasi. Fenomena inflasi ini bisa dibilang wajar dan umum terjadi, bahkan di negara - negara yang dianggap maju dari segi ekonomi.
Inflasi biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase yang dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statistik), BPS akan memonitor pergerakan harga barang dan jasa setiap bulannya, mulai dari harga - harga kebutuhan pokok yang dibutuhkan semua orang, perumahan, listrik, pendidikan, kesehatan, transportasi, bahan bakar, dan juga rekreasi.
BPS juga yang akan mengolah data sampai mendapat angka inflasi di Indonesia, kita bisa lihat angka tersebut di website BPS atau di website Bank Indonesia.
Inflasi atau kenaikan harga yang terjadi tidak selalu dipicu oleh kebijakan pemerintah atau lembaga - lembaga tertentu saja, tetapi bisa terjadi secara natural yang prosesnya dilakukan tanpa sadar oleh kita semua sebagai pelaku ekonomi. Berikut 4 hal penyebab terjadinya inflasi,
Harga BBM naik -> Ongkos Distribusi Naik -> Biaya Produksi Naik -> Harga Barang Naik
Ketika daya beli masyarakat naik, maka jumlah permintaan terhadap bergabai jenis barang akan naik juga,. Jika barang dagangan laku tetapi ketersediaan barangnya terbatas, pedagang cenderung menaikkan harga agar keuntungannya bertambah, ujung - ujungnya akan terjadi kenaikkan harga yang berdampak pada inflasi.
Negara umumnya berdagang satu sama lain, harga barang impor bisa naik karena banyak faktor. Misalnya, karena negara asal produksi sedang mengalami inflasi yang tinggi atau karena ada kebijakan baru di bea cukai hingga ada tambahan potongan pajak, biaya administrasi, dll. Jika importir mendapatkan barang dengan harga modal tinggi, mereka cenderung menaikkan harga untuk konsumen dalam negeri. Inflasi tidak hanya disebabkan oleh faktor dalam negeri, tapi juga faktor luar negeri.
Penjelasan di atas merupakan 4 dari banyaknya penyebab terjadinya inflasi, mungkin bisa kita bahas di lain waktu, semoga bermanfaat :).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Financial Selengkapnya
SHAH ALAM - Kenaikan harga barang dan perkhidmatan berkemungkinan akan berlaku pada tahun hadapan memandangkan beberapa perkara yang diumumkan dalam Belanjawan 2025 memberi kesan kepada pemain industri seperti peluasan skop Cukai Jualan dan Cukai Perkhidmatan (SST) dan kenaikan kadar gaji minimum kepada RM1,700 sebulan.
Pakar Ekonomi Universiti Sains dan Teknologi Malaysia (MUST), Profesor Emeritus Dr Barjoyai Bardai berkata, peniaga juga dijangka mengambil kesempatan untuk menaikkan harga barang susulan peningkatan gaji penjawat awam serta penyasaran subsidi petrol RON95.
“Lazimnya peniaga memang sentiasa mencari peluang untuk meningkatkan harga dan wujud peluang itu kerana mulai 1 Disember ini gaji penjawat awam meningkat sebelum kenaikan gaji minimum berkuat kuasa 1 Februari 2025.
“Peniaga melihat pengguna mempunyai kuasa beli yang lebih dan mereka menaikkan harga dengan alasan terpaksa membayar gaji lebih, kos overhead selain peningkatan kos belian barang premium yang diimport serta barang-barang tersenarai bawah peluasan SST,” katanya.
Dalam pembentangan Belanjawan pada Jumaat lalu, Perdana Menteri, Datuk Seri Anwar Ibrahim mengumumkan kerajaan akan melaksanakan peluasan skop SST secara progresif berkuat kuasa 1 Mei 2025.
Barjoyai turut tidak menolak kemungkinan kenaikan harga barangan dan perkhidmatan berkenaan berlaku dalam peratusan yang agak tinggi kerana peniaga akan mengambil kira kesan pengganda daripada kenaikan kos dan cukai yang mereka alami.
“Kesan berangkai berlaku di segenap peringkat perniagaan misalnya, di peringkat pengeluar kerana apabila gaji naik dan berlaku peluasan cukai, mereka akan mengalami kenaikan kos. Kenaikan kos itu akan diserap dalam harga barang.
“Apabila pemborong ambil barang itu dengan harga yang naik, barang itu akan pergi kepada peruncit dengan harga turut meningkat sebelum ia sampai kepada peniaga makanan.
“Peniaga makanan pula akan menaikkan harga pada kadar jauh lebih tinggi daripada kenaikan kos,” ujarnya.
Barjoyai menjelaskan, akhirnya akan dapat dilihat bahawa semua peringkat perniagaan menaikkan harga sekali gus menjadikan kenaikan harga berlaku secara meluas.
“Jadi peningkatan harga diramal agak besar walaupun kadar inflasi negara hari ini tidak sampai dua peratus.
“Bagaimanapun saya tidak dapat anggarkan peratus kenaikan harga ini secara spesifik. Namun ketika ini kos makanan semuanya sedang meningkat dan ia akan terus menaik,” katanya.
Justeru, beliau menyarankan kerajaan menerusi Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Kos Sara Hidup menggerakkan secara lebih agresif pasukan pemantau untuk pastikan peniaga tidak menaikkan harga sewenang-wenangnya melebihi apa yang sepatutnya.
Pernahkah anda merasa bahwa semakin lama, harga barang dan jasa semakin naik?
Ingatlah masa-masa SD dulu, di mana harga bakso dijual dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan bisa mencapai hanya 5.000 rupiah atau bahkan lebih murah lagi.
Namun, di tahun 2023 ini, harga bakso bisa mencapai 15.000 rupiah. Begitu pula dengan ongkos angkot, yang dulu hanya 2.000 rupiah, kini telah naik menjadi 5.000 rupiah.
Fenomena ini tidak hanya terjadi pada bakso atau ongkos angkot, melainkan pada berbagai jenis barang dan jasa.
Penyebab Terjadinya Inflasi :
Permintaan dan Penawaran: Salah Satu Penyebab Utama Inflasi
Salah satu faktor utama yang menyebabkan inflasi adalah prinsip dasar ekonomi, yaitu hukum permintaan dan penawaran.
Jika permintaan akan suatu barang atau jasa meningkat, sementara penawarannya terbatas, maka harga barang tersebut akan cenderung naik.
Ini adalah refleksi dari mekanisme pasar yang menciptakan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Contoh konkret dari dampak hukum permintaan dan penawaran terhadap inflasi adalah fenomena demam "Korean Wave" yang melanda banyak negara, termasuk Indonesia.
Lihat Money Selengkapnya
Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak Sabtu, 3 September 2022. Keputusan tersebut sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia yang terjadi sejak awal tahun.
Namun, ternyata tak hanya harga BBM yang naik. Harga sejumlah bahan pokok juga mengalami kenaikan yang dipicu oleh berbagai faktor, utamanya perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan.
Selain itu, beberapa bulan lalu juga ada kenaikan harga minyak goreng karena pasokan yang terbatas. Kondisi saat itu membuat pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp14 ribu per liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar harga barang yang mengalami kenaikan sejak awal tahun yang telah dirangkum CNNIndonesia.com pada Rabu (5/10):
Pemerintah menaikkan BBM untuk jenis pertalite, solar dan pertamax pada awal September lalu meski saat ini harga pertamax kembali diturunkan sedikit.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ada tiga faktor yang membuat pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi. Pertama, konsumsi pertalite dan solar yang telah melebihi kuota sehingga anggaran subsidi naik.
Kedua, kurs nilai tukar rupiah yang mencapai Rp14.750 per dolar AS. Jauh di atas yang ditetapkan di APBN 2022 senilai Rp14.350 per dolar AS.
Ketiga, harga ICP yang terus melonjak dan capai US$100 per barel pada Juli lalu. Meski harga ICP turun, tapi secara rata-rata masih lebih tinggi dari proyeksi di APBN 2022 US$64 per barel.
"Hingga saat ini, kami terus memantau pergerakan harga ICP karena harga rata-rata ICP hingga Juli US$104,9 per barrel. Jika harga ICP turun US$90 per barrel Agustus-Desember 2022, maka harga rata-rata satu tahun ICP Indonesia adalah US$99 per barrel," ujarnya dikutip dari akun instagram resminya.
Menurut Sri Mulyani, kalaupun harga ICP turun hingga di bawah US$90 per barrel, maka rata-rata ICP Indonesia setahun masih US$97 per barrel,
Jika dilihat ke belakang, kenaikan harga BBM juga pernah dilakukan pemerintah pada awal tahun, tepatnya 12 Februari 2022 untuk nonsubsidi.
Saat itu, jenis BBM nonsubsidi yang naik harga adalah pertamax turbo, pertamina dex, dan dexlite. Kenaikan tersebut bervariasi untuk setiap daerah di Indonesia, mulai dari Rp1.500 per liter untuk pertamax turbo hingga Rp2.650 per liter untuk dexlite.
Harga telur ayam sempat tembus Rp30 ribu per kilogram di sejumlah pasar pada Agustus 2022 lalu.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri harga telur ayam tercatat tertinggi dalam sejarah atau lima tahun terakhir.
Saat itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berdalih kenaikan harga terjadi karena program bansos tersebut, sehingga permintaan akan telur tinggi.
"Telur itu kenapa mahal karena ada program dari Kemensos bagi-bagi sosialnya itu dalam bentuk telur. Jadi ada satu waktu pesannya itu banyak sekali, sehingga harga naik," kata Zulkifli saat memantau harga sembako di Pasar Al Mahirah, Banda Aceh.
Namun, ia memastikan kenaikan harga telur tersebut tidak akan berlangsung lama. Menurutnya, harga telur akan kembali normal dalam waktu dekat. "Tapi ini naiknya hanya sementara, setelah itu akan stabil," kata Zulhas.
Berdasarkan infopangan.jakarta.go.id, Rabu (5/10), harga telur ayam ras saat ini sebesar Ro24.840 per kg.
Kenaikan harga minyak goreng pada awal tahun lalu sempat menjadi polemik. Bagaimana tidak, stok minyak goreng dalam negeri terbatas padahal Indonesia menjadi salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
Saat itu harga minyak goreng tembus Rp30 ribu per liter, biasanya sekitar Rp14 ribu - Rp16 ribu per liter untuk kemasan premium.
Dengan kondisi ini, maka Kementerian Perdagangan menetapkan HET untuk minyak goreng Rp14 ribu per liter dan mengeluarkan produk minyak sendiri yakni MinyaKita dengan harga lebih terjangkau.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Harga daging sapi juga sempat menanjak pada Juli dan Agustus lalu. Dari biasanya dibandrol Rp120 ribu per kg hingga Rp130 ribu per kg sempat tembus Rp170 ribu per kg.
Penyebabnya saat itu adalah kurangnya pasokan akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi. Saat itu, PMK membuat banyak sapi meninggal di berbagai wilayah di Indonesia.
Saat ini, harga daging sapi memang sudah mulai turun, namun tetap masih mahal. Berdasarkan infopangan.jakarta.go.id, Rabu (5/10), harga daging sapi dibanderol Rp143.297 per kg sampai Rp148.555 per kg.
Harga gandum naik sejak Juli lalu akibat makin memanasnya perang Rusia-Ukraina, serta larangan ekspor yang diterapkan India saat itu.
Kenaikan harga gandum tersebut membuat sejumlah harga produk turunannya seperti mi instan ikut terkerek.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyampaikan kenaikan harga gandum akibat invasi Rusia ke Ukraina akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi di Indonesia. Sebab, Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.
"Ini hati-hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," papar Jokowi.
PT Pertamina (Persero) juga menaikkan harga elpiji atau LPG nonsubsidi sebesar Rp2.000 per kg sejak Minggu (10/7) lalu.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan pihaknya sengaja menaikkan harga elpiji nonsubsidi karena kenaikan harga gas semakin tinggi saat ini.
Ia mengatakan harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) tembus US$725 per metrik ton pada Juni 2022. Angka itu naik 13 persen dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang 2021.
Dengan kenaikan ini, maka harga LPG nonsubsidi di Jabodetabek menjadi Rp100 ribu untuk Bright Gas 5,5 kg dan Rp213 ribu untuk Bright Gas 12 kg.
© 2024 Harian Metro, New Straits Times Press (M) Bhd (Co. No. 196101000449 / 4485 H). A part of Media Prima Group.